Makalah Kelompok
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
“ Perubahan Etika dan Moral”
Oleh:
Aldhy Putra Mahardika (50415459)
Intan Wulansari (53415397)
Shilfia Abdinoer G (56415544)
Sri Rahayu G
(56415676)
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Perubahan Perilaku dan Moral” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Perubahan Perilaku dan Moral” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Haderiah, SKM.,M.Kes
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Ilmu Budaya Sehat yang telah memberikan ilmu
dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.
Bapak dan
Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3.
Teman-teman
yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4.
Dan semua
pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat
beberapa pembahasan materi mengenai “Pengertian etika, moral, faktor yang mempengaruhi
terjadinya perubahan etika dan moral, serta perubahan etika dan moral tersebut”. Namun
dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih
baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih kepada
pembacanya.
Wasallam
BEKASI, 24 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................
i
DAFTAR ISI
............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ...........................................................................................................1
B.
Tujuan............................................................................................................
............2
BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A.
Pengertian Etika dan Moral ............................................................................
..........3
B. Dampak
Modernisasi Dan Globalisasi Terhadap Etika Dan Moral..................
........5
C. Faktor Yang Menyebabkan
Terjadinya Perubahan Moral Dan Etika............... .......6
D. Solusi Untuk Mengatasi Perubahan
Moral Dan Etika................................... .........10
BAB III
PENUTUP.................................................................................................12
A.
Kesimpulan.....................................................................................................
.......12
B.
Saran
..................................................................................................................... .13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14
LAMPIRAN : Nama Anggota Kelompok
1............................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arus
globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama Indonesia, telah
memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Globalisasi dapat
diartikan sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut
informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik.Globalisasi
yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga menjadi penyebab
infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan mudah
saling bertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain. Termasuk budaya
hidup barat yang liberal dan bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih
cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama.
Dampak
negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan yang
cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah
permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Dapat di contohkan mulai
dari hal kecil seperti anak-anak sekolah yang membolos pada jam pelajaran,
sampai dengan korupsi. Selain itu terdapat pula tindakan-tindakan kriminal yang
setiap hari biasa kita lihat. Hal ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan
sedang melanda bangsa ini.
Baik media
cetak maupun elektronik, yang biasa kita baca dan saksikan setiap hari,
semuanya menyajikan bacaan dan tontonan yang tak jarang kurang memperhatikan
moralitas, sopan santun, dan etika. Sehingga secara langsung para pembaca dan
pemirsa dapat terpengaruh moral dan tingkah lakunya. Terutama bila para pembaca
dan pemirsa tersebut adalah remaja (pelajar) yang belum memilki bekal
pengetahuan agama yang kuat. Tak hanya itu saja, dari segi ilmu pengetahuan
kita memang memperoleh banyak manfaat dari era globalisasi ini. Namun, dari
segi kebudayaan, kita lebih mendapatkan banyak pengaruh negatif.
Jika dilihat
dari segi sistem pendidikan yang ada di Inonesia, sistem pendidikan kita selama
ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada penguasaan kognitif
akademis. Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah
dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin
tata krama, sopan santun, dan etika moral.
B. Tujuan
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui pengertian Etika dan Moral.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui dampak modernisasi dan globalisasi terhadap
etika, dan moral.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang Menyebabkan
terjadinya Perubahan Moral dan Etika.
4.
Mahasiswa
dapat mengetahui Solusi untuk mengatasi Perubahan moral dan etika.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika dan Moral
1. Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari
bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti hati nurani ataupun perikelakuan
yang pantas (atau yang diharapkan). Secara sederhana hal itu kemudian diartikan
sebagai ajaran tentang perikelakuan yang didasarkan pada perbandingan mengenai
apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah
aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga
disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
·
Drs. O.P.
SIMORANGKIR : etika atau
etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang
baik.
·
Drs. Sidi
Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan
manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
·
Drs. H.
Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.
Etika dalam
perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia
orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu
untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu di lakukan dan yang
perlu di pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek
atau sisi kehidupan.
2. Moral
Kata Moral berasal dari kata
latin “mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia
yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal
mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Namun demikian karena manusia
selalu berhubungan dengan masalah keindahan baik dan buruk bahkan dengan
persoalan-persoalan layak atau tidak layaknya sesuatu.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan
proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit
karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut
pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah
dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah
perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia.
apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga
dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan
seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran,
suara hati, serta nasihat, dll.
B. Dampak
modernisasi dan globalisasi terhadap etika dan moral
Dampak
modernisasi dan globalisasi terhadap etika, dan moral pelajarModernisasi
merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih
maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan,
globalisasi yang berasal dari kata global atau globe artinya bola dunia atau
mendunia.
Jadi,
globalisasi berarti suatu proses masuk ke lingkungan dunia.Modernisasi dan
globalisasi dapat memperngaruhi sikap masyarakat dalam bentuk positif maupun
negatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
v Sikap
Positif
1. Penerimaan
secara terbuka (open minded); lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama
yang bersikap kolot.
2. Mengembangkan
sikap antisipatif dan selektif kepekaan dalam menilai hal-hal yang akan atau
sedang terjadi.
v Sikap
Negatif
1.
Menjadi
tertutup.
2.
masyarakat
yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada.
3.
Acuh tah
acuh.
4.
masyarakat
awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi.
5.
Kurang
selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi.
6.
Dengan menerima setiap bentuk
hal-hal baru tanpa adanya seleksi.
Modernisasi dan globalisasi
dapat masuk ke kehidupan masyarakat melalui berbagai media, terutama media
elektronik seperti internet. Karena dengan fasilitas ini semua orang
dapat dengan bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan
dan kesadaran seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi
yang didapat. Apakah nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya,
lingkungan, dan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pemahaman agama yang baik
sebagai dasar untuk menyaring informasi. Kurangnya filter dan selektivitas
terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia, budaya tersebut dapat saja masuk
pada masyarakat yang labil terhadap perubahan terutama remaja dan terjadilah
penurunan etika dan moral pada masyarakat Indonesia.
Jika dilihat pada
kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi lebih banyak mengarah ke
negatif. Kita dapat kehilangan budaya negara kita sendiri dan terbawa oleh
budaya barat, jika masyarakat Indonesia sendiri tidak mempelajari
pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia dan tidak menjaga kebudayaan tersebut.
Ada baiknya budaya barat yang kita serap disaring terlebih dahulu. Karena tidak
semua budaya barat adalah baik. Jika kita terus menerima dan menyerap budaya
asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, dapat terjadi
penyimpangan etika dan moral bangsa Indonesia sendiri. Melalui penyimpangan
etika dan moral tersebut, dapat tercipta pola kehidupan dan pergaulan yang
menyimpang. Tidak hanya akibat negatif yang dihasilkan modernisasi dan
globalisasi. Proses ini juga menghasilkan akibat positif, yaitu terciptanya
masyarakat yang lebih intelek dan melek terhadap perubahan dan
perkembangan dunia.
C. Faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan moral dan etika
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya Perubaha Moral dan Etika, yaitu:
1.
Longgarnya
pegangan terhadap agama
Sudah
menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai
dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan
kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak
diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka
hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian
satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah
masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat
itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan
masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada
orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan
berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila
dalam masyarakat itu banyak ornag yang melakukuan pelanggaran moral, dengan
sendirinya orang yang kurang iman tadi tidak akan mudah pula meniru melakukan
pelanggaran-pelanggaran yang sama. Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya
kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi
adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya
sendiri, tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan.
Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara
moral orang dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin
banyak pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.
2.
Kurang
efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumahtangga, sekolah maupun
masyarakat.
Pembinaan
moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut
semsetinya atau yang sebiasanya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus
dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya.
Karena setiap anak lahir, belum mengerti mana uang benar dan mana yang salah,
dan belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam
lingkungannya. Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk
manumbuhkan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu.
Pembinaan moral pada anak dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak
menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan. Zakiah
Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai dengan
mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral dari sejak keci. Moral itu
tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidak sebaliknya. Seperti halnya
rumah tangga, sekolahpun dapat mengambil peranan yang penting dalam pembinaan
moral anak didik. Hendaknya dapat diusahakan agar sekolah menjadi lapangan baik
bagi pertumuhan dan perkembangan mental dan moral anak didik.
Di samping
tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. Dengan kata
lain, supaya sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana
pertumbuhan mantal, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan
dengan baik. Untuk menumbuhkan sikap moral yang demikian itu, pendidikan agama
diabaikan di sekolah, maka didikan agama yang diterima dirumah tidak akan
berkembang, bahkan mungkin terhalang. Selanjutnya masyarakat juga harus
mengambil peranan dalam pembinaan moral. Masyarakat yanglebih rusak moralnya
perelu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan
orang-orang terdekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar
pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak. Terjadinya kerusakan moral
dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutakan diatas, karena
tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan
ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak
seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.
3.
Dasarnya
harus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.
Sekarang ini
sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar tentang anak-anak
sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-obat,
gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom dan benda-banda tajam.
Semua alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak
moral. Namun, gejala penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang
semata-mata mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak
mengindahkan nilai-nilai agama. Timbulnya sikap tersebut tidak bisa dilepaskan
dari derasnya arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang
disalurkan melalui tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan,
siaran-siaran, pertunjukan-prtunjukan dan sebagainya. Penyaluran arus budaya
yang demikian itu didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk
keuntungan material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa
memperhatikan dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang
demikian diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan
moral para remaja dan generasi muda umumnya.
4.
Belum adanya
kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.
Pemerintah
yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber daya manusia
dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk
melakuka pembinaan moral bangsa. Hal yang demikian semaikin diperparah lagi
oleh adanya ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan,
peluang, kekayaan dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti
korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk
hilang. Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan
cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi
kerusakan moral bangsa. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi
apa yang disarankan dan dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah
kehiangan daya efektifitasnya. Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu
semakin memperparah moral bangsa, dan sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan,
uang, teknologi dan sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan
untuk merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara
bersungguh-sungguh dan berkesinambungan.
Beberapa faktor lain yang menyebabkan menurunnya moral
dan etika generasi muda saat ini adalah:
a. Salah
pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan
untuk melakukan hal yang tidak baik.
b. Orang tua
yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan anaknya, bisa-bisa
anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini
bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
c. Ingin
mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat
keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok
dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
d. Himpitan ekonomi yang membuat
para remaja stress dan butuh tempat pelarian.
D. Solusi untuk mengatasi Perubahan
moral dan etika
Ada beberapa solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada generasi penerus pada saat
ini, diantaranya adalah
1.
Untuk meghindari salah pergaulan,
kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat
berpengaruh terhadap etika, moral dan kepribadian seseorang.
2.
Peran orang tua sangat penting dalam
pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama
sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak
kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap
anak.
3.
Memperluas wawasan dan pengetahuan
akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya
kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-orang menganggap bahwa merokok
meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi
kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif
maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya
sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4.
Diadakannya pembinaan moral dan
akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan moral dan akhlak yang baik dan kuat,
mereka nantinya tidak mudah terjerumus dipengaruhi hal yang negatif lagi.
5.
Meningkatkan iman dan takwa dengan
cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang
sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu perkumpulan remaja masjid, ikut
pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta olahraga, karena hal tersebut
juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun kedalam kegiatan0kegiatan
yang sifatnya mubadir (sia-sia), semua jenis kegiatan rutin,selama kegiatan
tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan materi di atas, dapat
disimpulkan bahwa antara moral, dan etika adalah terletak pada
sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Pada etika,
penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral
berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat.Berdasarkan fakta yang
ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan nilai etika dan moral, seperti
tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang tinggi, dan lain-lain.
Jika hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya
generasi masyarakat di masa yang akan datang.Jika hal-hal seperti ini tidak
diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa yang
akan datang. Sehingga tidak mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman
jahiliyah dahulu.
Perubahan moral dan etika terjadi
akibat menurunnya moral, akhlak dan etika. Sehingga kehidupan yang mereka
jalani tidak sesuai dengan tuntunan yang ada, banyak diantara mereka yang
terjerumus pada kehidupan atau pergaulan yang bebas.
Beberapa faktor yang menyebabkan
menurunnya moral generasi muda antara lain adalah Longgarnya pegangan terhadap
agama, Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga,
sekolah maupun masyarakat, Orang tua yang kurang perhatian, Ingin mengikuti
trend, Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat
pelarian.
Solusi yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi (setidaknya meminimalkan) masalah menurunnya moral dan etika
generasi penerus adalah: Memilih teman pergaulan, orang tua harus lebih
mengawasi pergaulan anak-anaknya, serta lebih memberi perhatian, diadakannya
pembekalah moral dan akhlak, meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melakukan
kegiatan yang bersifat positif.
B. Saran
Semoga
pembaca dapat mengetahui dan memahami perilaku etika dan moral dalam kehidupan,
sehingga dapat mengaplikasikan perilaku etika tersebut sesuai dengan ajaran
Agama masing-masing, serta
menjauhi dan meninggalkan perilaku yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://ongiem-pgsd.blogspot.com/2012/01/bab-i-pendahuluan.html (diakses pada tanggal 08 Oktober
2014)
http://berkat-nias.blogspot.com/2013/12/pengertian-moral-dan-etika.html (diakses pada tanggal 08 Oktober
2014)
http://siswatibudiarti.wordpress.com/2010/12/23/kenakalan-remaja-bentuk-penyebab-dan-cara-mengatasinya/ (diakses pada tanggal 08 Oktober
2014)
http://ms.wikipedia.org/wiki/Moral (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://massofa.wordpress.com/2008/11/17/pengertian-etika-moral-dan-etiket/ (diakses pada tanggal 08 Oktober
2014)
http://herman.just-forum.net/t182-pengertian-etika-jenis-jenis-etika (diakses pada tanggal 08 Oktober
2014)
http://bunkslamet.wordpress.com/2011/05/16/pengertian-etika/ (diakses pada tanggal 08 Oktober
2014)
0 comments